:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/2399829/original/094470800_1541322700-WhatsApp_Image_2018-11-04_at_12.52.56_PM.jpeg)
Kuliner khas Bali begitu diminati pengunjung di Balinese Food Festival 2018. Terdapat aneka menu yang meliputi sate lilit, lawar gedang kambing, janganan megoreng saos kacang, betutu siap, jaja betun bedil, udang mesanten, rubuh gintil dan udang sambel ulek jadi incaran pecinta kuliner di Bhubaneswar.
Persiapan kuliner khas sampai mengdatangkan dua pakar gastronomi Bali, Chef Anak Agung Alit Pujawan dan Chef I Made Rumada. Dibandrol 1,200 rupee atau sekitar Ro 240 ribu per orang, tidak menurunkan antusias pengunjung.
Mr. K.K. Rao, Executive Secretary Hotel & Restaurant Association of Odisha memberikan pujian untuk masakan Bali. "Saya pikir cita rasa ini punya nilai komersial yang tinggi, ayo kita buat restoran khas Indonesia di Odisha," jelasnya saat mencicipi sate lilit.
Bertempat di hotel Mayfair Lagoo, acara menampilkan nuansa Bali baik dari dekorasi di sudut-sudut ruangan. Keseruan ditambah dengan alunan irama musik Bali. Bersamaan dengan peluncuran buku The Pride and Glory of Bali Yatra, Balinese Food Festival 2018 digelar selama sepekan.
Kemeriahan ditambah dari duo srikandi dari Bali dengan tari-tarian seperti Sekar Jagad, Joged Bumbung, Cenderawasih, Oleg Tumbulilingan dan Penyembara. Acara dibuka secara simbolis oleh Dr. Komang Mahawira, Kepala Bidang Area I (India), Asdep Pengembangan Pemasaran II Regional 3, Kemenpar RI.
"Kita punya momentum sejarah yang kuat, yang dapat dijadikan landasan kerja sama yang kuat di masa depan. Peningkatan konektivitas seyogyanya menjadi keharusan dan ambisi bersama, sudah ada beberapa maskapai Indonesia yang masuk pasar India, namun kita masih perlu direct flight sebagai booster peningkatan people to people contacts, Dalam waktu dekat juga akan ada chartered flight dari Sabang ke Andaman Nicobar," jelas Dubes Arto Suryodipuro, dalam keterangan tertulis yang diterima Liputan6.com, Minggu (4/11/2018).
"Menggali kesamaan cita rasa warisan leluhur perlu senantiasa dilakukan untuk membangun pemahaman lintas budaya dan kultur masyarakat yang sama-sama majemuk. Untuk itu, tahun depan kami akan hadir dengan skala festival yang lebih besar lagi," tambahnya.
Dubes Arto juga menyampikan tentang konektivitas maritim, bahwa saat ini Indonesia-India masih pada posisi zero direct shipping. Hal ini menjadi target berikutnya bersama para pengusaha dan shipping community untuk dapat melihat berbagai potensi yang tersedia. KBRI New Delhi senantiasa siap mendukung upaya-upaya peningkatan konektivitas antar kedua bangsa.
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Menelusuri Hubungan Maritim Indonesia-India di Festival Kuliner dan Bali Yatra"
Post a Comment