Search

Studi: Orang Terlambat Menikah Justru Lebih Bahagia dan Percaya Diri

Liputan6.com, Jakarta - "Kapan menikah?" pertanyaan ini tidak jarang menjadi momok bagi mereka yang belum membina rumah tangga. Hal tersebut terasa semakin 'mengganggu' ketika usia telah matang hingga mapan secara finansial.

Jangan terburu-buru dan jangan gentar dengan hal-hal yang secara tidak langsung mendesak Anda. Fimela.com menulis menurut penelitian, menikah terlambat justru menjamin kebahagiaan pernikahan di masa mendatang.

Sebuah penelitian yang dimuat dalam Journal of Family Psychology dan dilakukan University of Alberta menemukan, mereka yang menikah di usia lebih tua atau lebih lambat dari teman-temannya ternyata mempunyai level kebahagiaan dan kepercayaan diri lebih tinggi dibanding mereka yang menikah muda.

Tak hanya itu, menikah di usia matang juga menunjukkan rendahnya risiko depresi dan cerai. Sang peneliti, Matt Johnson menyampaikan tujuannya adalah mengetahui usia ideal untuk menikah.

Ada pun partisipan pria rata-rata menikah di usia 28 tahun dan partisipan perempuan di usia 25 tahun. Survei dilakukan pada 405 orang Kanada yang lulus SMA dan usia paruh baya di 1984 yang menikah di usia muda dan usia tua untuk melihat seberapa bahagia dan tenang pernikahan berdasarkan usia saat pertama kali menikah.

Sementara di abad 21, usia pernikahan kian mundur karena banyak generasi masa kini harus menjalani pendidikan tinggi dan bekerja. Biasanya, mereka tidak terburu-buru membina rumah tangga sebelum benar-benar mapan.

Daripada terus dihantui kekhawatiran soal jodoh dan menikah, tidak ada salahnya untuk berfokus pada peningkatan kualitas diri. Selain itu, bagaimana membahagiakan dan memapankan diri. (Febi Anindya Kirana/Fimela.com)

Saksikan video pilihan di bawah ini:

Let's block ads! (Why?)



Bagikan Berita Ini

0 Response to "Studi: Orang Terlambat Menikah Justru Lebih Bahagia dan Percaya Diri"

Post a Comment

Powered by Blogger.