Search

Sepenggal Kisah Martunis Saat Menimba Ilmu di Portugal

Liputan6.com, Jakarta - Penampilan Martunis cukup sederhana. Siang itu, Selasa (3/9/2019), ia mengenakan baju putih lengan pendek dipadu celana panjang warna krem dan sepatu putih.

Namanya sempat menjadi buah bibir saat Cristiano Ronaldo memutuskan menjadikannya sebagai anak angkat. Lelaki yang kini berusia 22 tahun ini sempat menimba ilmu sepakbola di Sporting Lisbon, Portugal.

Namun, cedera lutut membuatnya tak lagi "merumput" di lapangan hijau. Sudah setahun, pria brewok ini lebih banyak menghabiskan waktu di kediamannya di Kota Banda Aceh.

"Sekarang saya sedang pemulihan cedera lutut, sudah setahun lebih. Sekarang nggak ada kegiatan. Kalau untuk hiburan, paling saya menonton YouTube. Saat ini saya lebih banyak waktu di rumah. Kumpul bersama kawan-kawan," papar Martunis kepada Liputan6.com usai ramah tamah dengan Shopee di kawasan Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Selasa (3/9/2019).

Anak asuh Cristiano Ronaldo ini menceritakan sepenggal pengalaman manisnya tinggal di Akademi Sporting Lisbon di Portugal. Selama di sana, harus beradaptasi dengan banyak hal.

"Saya harus punya mental yang kuat, body, postur, dan juga harus beradaptasi dengan bahasa. Karena pemain (sepakbola) di sana tak bisa bahasa Inggris," kata lelaki kelahiran Banda Aceh, 10 Oktober 1997 ini.

Supaya lancar berkomunikasi, ia harus belajar bahasa Portugis selama dua bulan. Pelajaran yang diterimanya saat itu lebih terkait teknis sepakbola dan juga makanan.

"Bahasa yang umum saja, karena bahasa yang saya gunakan di sana bahasa Inggris," ujar lelaki yang memiliki tinggi badan 1,68 meter ini.

Di sana ia juga harus meknaklukkan cuaca yang cukup ekstrem untuk ukuran Martunis. Ia mencontohkan, saat malam cuaca sekitar 12 derajat Celcius, sedangkan kalau siang sekitar 20 derajat Celcius.

"Di sana kan latihannya malam. Jadi, cuacanya dingin, belum lagi kalau musim dingin. Cuaca di sana berbeda dengan di sini (Indonesia), kalau di sana siang seperti saat sedang hujan di sini," ujar Martunis.

2 dari 3 halaman

Lebih Suka Makan Nasi

Selain cuaca, Martunis harus beradaptasi dengan makanan. Ia menyebut lebih suka makan nasi karena sudah menjadi kebiasaan di Indonesia.

"Meski di sana nasi tak ada kuahnya, tapi saya lebih suka nasi. Di tempat saya di sana daging itu digoreng setengah matang. Selain nasi, ada juga makanan lain, seperti kentang rebus," ujar Martunis.

Selain nasi, setiap hari Martunis makan sop yang memasaknya tak dicampur dengan minyak. "Kuahnya seperti air putih, tapi sangat enak. Setiap hari makan sop. Itu harus, baik siang atau malam. Isi sopnya itu ada jagung, sayur-sayuran. Tapi nggak pakai daging," jelasnya.

Selama di sana, ia terbilang jarang makan di luar. Kalau ke luar, ia paling makan di sebuah restoran cepat saji .

"Saya keluar paling saat saya mau beli baju," kata Martunis.

Seperti diketahui, saat ini Shopee menggandeng Cristiano Ronaldo sebagai Brand Ambassador internasional. Martunis berharap Shopee bisa membawa Ronaldo ke Indonesia.

"Itu harapan saya," ujar Martunis. "Kami terus berusaha agar Ronaldo bisa ke Indonesia," tegas Country Brand Manager Shopee, Rezky Yanuar.

3 dari 3 halaman

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Let's block ads! (Why?)



Bagikan Berita Ini

0 Response to "Sepenggal Kisah Martunis Saat Menimba Ilmu di Portugal"

Post a Comment

Powered by Blogger.