Search

Everything in Between, Rangkuman Perjalanan Mencari Jati Diri Antara Indonesia dan Belanda

Liputan6.com, Jakarta - Celetukan santai yang terlontar saat berkomunikasi lewat telepon tak disangka menjadi serius. Ide bersepeda dari Belanda menuju Indonesia akhirnya terwujud dalam aksi nyata yang terangkum dalam Everything in Between.

"Selama ini, kami bertemu di Belanda atau di Jakarta lewat udara. Kami tak pernah tahu apa yang ada di darat antara Jakarta dan Belanda," ujar Marlies, penggagas ide Everything in Between saat disinggung alasan yang mendorong perjalanan panjang dengan bersepeda itu saat ditemui Rabu, 13 Maret 2019.

Bersama Diego, Marlies merancang rute perjalanan panjang mereka berdua. Selama tiga tahun, mereka mempersiapkan segalanya, termasuk bekal perjalanan yang tak sedikit. Pasalnya, mereka tak bekerja selama perjalanan berlangsung.

Bersepeda dipilih karena mereka familiar dengan moda transportasi ini. Marlies apalagi, warga Belanda ini terbiasa mengayuh pedal ke mana-mana di Negeri Kincir Angin.

Pada 2 April 2018, mereka mengawali perjalanan dari Belanda, telat setahun dari yang direncanakan karena harus membereskan urusan domestik sebelum berangkat. Musim semi mengiringi perjalanan mereka di Benua Eropa sambil membawa beban sekitar 50 kilogram di sepeda mereka.

"Hingga ke Bulgaria, perjalanan lancar karena ada rute khusus pesepeda. Tantangan dimulai setelah masuk ke Asia Tengah. Itu lumayan menyiksa karena suhu panas membuat kulitku terbakar," celoteh Marlies soal perjalanannya.

Selain suhu, mereka juga menemui pengalaman tak terlupakan di sana. Bila biasanya orang lebih ramah saat ada kamera, tak demikian dengan sikap warga Iran.

Mereka justru harus menjauhkan diri dari kamera selama beberapa waktu agar bisa lebih dekat dengan warga setempat. Terbukti, mereka jauh lebih ramah tanpa kamera.

"Makanya, foto yang dihasilkan di sana tak banyak, hanya sekitar 50 foto. Itu menunjukkan tidak semua hal harus direkam," kata Yunaidi Joepeot, kurator pameran Everything in Between.

Cerita perjalanan Marlies dan Diego memang dipamerkan dalam eksibisi mini di lantai 2 Kopi Kalyan Barito hingga 24 Maret 2019. Lewat empat zona, pameran itu tak hanya menampilkan foto, tetapi juga video dan segala perangkat yang digunakan selama petualangan berlangsung.

Let's block ads! (Why?)



Bagikan Berita Ini

0 Response to "Everything in Between, Rangkuman Perjalanan Mencari Jati Diri Antara Indonesia dan Belanda"

Post a Comment

Powered by Blogger.