Liputan6.com, Jakarta - Australia adalah negara yang menjadi penyumbang utama angka kunjungan wisatawan mancanegara ke Indonesia. Bali pun sudah seperti halaman belakang bagi para turis Australia. Sydney, Melbourne, Perth, dan Brisbane adalah empat kota penyumbang angka kunjungan turis Australia terbesar ke Indonesia. Lalu ada kota lain seperti Darwin, Hobart, dan Adelaide.
Meski begitu, bukan berarti pemerintah Indonesia tidak berpromosi apapun di Negeri Kanguru tersebut. Pada Februari ini, Kementerian Pariwisata (Kemenpar) akan berpartisipasi di Flight Centre World Travel Expo di empat kota besar Australia: Sydney (2 – 3 Februari 2019), Melbourne dan Perth (9 – 10 Februari 2019), dan Brisbane (16 – 17 Februari 2019).
Untuk membuat promosi dengan hasil memuaskan, pemilihan mitra yang tepat adalah keharusan. Di Australia, nama Flight Centre sudah sangat dikenal. Agen perjalanan wisata ini sudah berdiri sejak 1982 dan melantai di bursa pada 1995.
Dengan pengalaman 37 tahun di industri pariwisata, keikutsertaan Indonesia di pameran yang diorganisir Flight Centre dirasa perlu dan pas. Lebih dari 12 pelaku usaha pariwisata Indonesia mendapat kesempatan untuk mengisi booth yang sudah disewa.
Mereka bisa secara langsung menawarkan bermacam paket wisata dengan harga khusus ke para pengunjung. Untuk lebih meriah, seniman tradisional turut diboyong langsung dari Indonesia agar pengunjung bisa lebih dekat dengan beragam budaya.
Acara juga diisi dengan pertunjukan budaya dengan penampilan tarian Cendrawasih dari Bali dan Bajidor Kahod dari Jawa Barat. Sehari sebelum pameran, diadakan acara pertemuan bisnis di hotel bersama sejumlah pengusaha pariwisata Australia. Di setiap kota, rata-rata sebanyak 80 pebisnis sudah mengkonfirmasi kehadirannya.
Hari pertama pameran di Sydney dihadiri Konsul Jenderal Republik Indonesia (KJRI) di Sydney yaitu Heru Hartanto Subolo dan Edy Wardoyo sebagai Asisten Deputi Pengembangan Pemasaran Regional IV untuk Australia, Selandia Baru, dan Oseania dari Kementerian Pariwisata.
"KJRI sebagai perwakilan Pemerintah Republik Indonesia Konjen RI mendorong kemitraan yang lebih erat antar industri pariwisata di masa mendatang sehingga target 1,5 juta wisatawan dari Australia dapat tercapai," ucap Heru dalam keterangan tertulis yang diterima Liputan6.com.
Target 1,5 Juta Kunjungan Turis
Ia berharap hasil kegiatan ini nantinya dapat memetakan kebutuhan atau minat konsumen Australia dengan produk dan destinasi yang ditawarkan sehingga dapat menyesuaikan dengan paket dan promosi pariwisata yang akan ditawarkan.
Sepanjang 2018, dengan segala bencana alam yang melanda, Indonesia mampu menarik 1.286.108 kunjungan turis Australia. Ini merupakan pencapaian positif, karena di tahun sebelumnya angka kunjungan dari Australia sempat turun 0,8 persen. Sedangkan di tahun ini trennya kembali positif, tepatnya di angka 8,2 persen.
Kemenpar tidak ingin kehilangan momentum tersebut. Untuk mewujudkan target 1,5 juta kunjungan dari Australia, hal-hal luar biasa juga harus dilakukan.Selain tetap melakukan aktivitas branding, selling, advertising, kerja sama dengan maskapai penerbangan dan agen besar, serta program hot deals.
Di tahun ini Kemenpar sudah menyiapkan jurus khusus. Ketiga jurus itu adalah tourism hub (menggaet wisman dari hub seperti Singapura), terminal penerbangan berbiaya rendah (low cost terminal), dan memaksimalkan kunjungan wisman dari perbatasan (cross border).
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Gelar Promosi Wonderful Indonesia di Australia, Kemenpar Keluarkan Jurus Khusus"
Post a Comment