Liputan6.com, Jakarta - Sebuah keluarga asal Rusia sempat jadi sensasi nan menghebohkan penduduk Bumi. Bagaimana tidak, mereka hidup jauh dari perabadan, tersembunyi di jauh hutan Siberia di distrik Abakan, Rusia, hampir selama abad 20.
Dilansir dari Bored Panda, Kamis (16/5/2019), fenomena ini bermula di tahun 1936 saat saudara lelaki Karp Lykov ditembak patroli Bolshevik di wilayah luar desa mereka. Saat itu, Rusia tengah berada di bawah kekuasaan atheis Bolsheviks dan setiap orang yang percaya pada agama akan 'diadili'.
Keluarga Lykos adalah pemegang kepercayaan kuno yang telah ada di Rusia sejak awal abad ke-18. Setelah saudara lelakinya terbunuh, Karp bersama sang istri Akulina, serta dua anak mereka, Savin ,juga Natalia, pergi ke hutan dan tak pernah kembali.
Bersama, mereka berjalan jauh, jauh, jauh ke dalam hutan. Tahu bakal hidup menyendiri, mereka membawa mesin jahit untuk membuat pakaian sendiri. Setiap hari di awal-awal tahun, mereka makan kentang dan jamur liar.
Dua anak lain lahir ketika sudah tinggal jauh di dalam hutan, yakni Dmitry di tahun 1940 dan Agafia pada 1943. Sampai pada akhir tahun 70-an, kedua anak mereka tak pernah berkomunikasi dengan manusia, selain keluarga. Semua hal tentang dunia luar dikenalkan Karp dan Akulina.
Buku yang dibawa keluarga Lykov adalah buku doa dan injil tua milik keluarga. Akulia mengajari anak-anaknya unuk membaca dan menulis. Alat tulisnya berupa kayu kecil berujung runcing dan semacam madu sebagai tinta.
Lantaran makin hari makin sulit untuk memasak, Dmitry akhirnya belajar untuk berburu. Tanpa senjata atau panah, berburu dilakukan dengan membuat jebakan dengan jarak sampai ke belakang gunung.
Walau tenaga Dmity sangat kuat, tapi ia juga sakit, lantaran harus bertelanjang kaki saat musim dingin dan tidur di luar dengan suhu beku. Lalu, pada 1961, saat salju turun di bulan Juni, semua makanan yang ditanam di kebun mati. Keluarga Lykov diderita kelaparan luar biasa yang merengut nyawa Akulina.
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Cerita Keluarga Diklaim Paling Terisolasi di Dunia"
Post a Comment