"Setelah sekitar pukul 01.00 WIB kami memutuskan untuk turun bersama ke tempat yang lebih aman. Melihat mobil lalu lalang dan menurut informasi banyak korban di titik pusat lokasi di Tanjung Lesung, kami ikut untuk menyelamatkan korban di sana bersama anggota PMI," ujarnya.
Ia mengatakan sekitar 15 jenazah korban tsunami Selat Sunda ditemukan saat itu. Namun, ia baru mengetahui penyebab bencana pada malam minggu itu sebagai tsunami baru sekitar pukul 03.30 WIB.
"Semua petugas mengevakuasi diri menjauh dari titik lokasi. Dengan kondisi tersebut, kami memutuskan untuk segera kembali ke Bogor dengan bus kami," kata Surya. Kabar selamatnya seluruh mahasiswa ini baru didapatkan pukul 07.00 WIB setelah ponsel Surya ditemukan.
Berdasarkan siaran pers dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), peristiwa Tsunami sekitar pukul 21.27 WIB pada Sabtu malam, di Pantai Barat Banten tidak dipicu oleh Gempa Bumi. BMKG mendeteksi dan memberikan peringatan gelombang tinggi yang berlaku mulai 22 Desember 2018, pukul 07.00 WIB, hingga 25 Desember 2018 pukul 07.00 WIB.
Pukul 09.00 terjadi hujan lebat dan angin kencang di perairan Anyer. Pada malam pukul 21.03 WIB, Stasiun Sertung merekam adanya getaran tremor terus menerus akibat Gunung Krakatau yang mengalami erupsi dan mengakibatkan gelombang Tsunami.
Kepala BMKG, Prof. Ir. Dwikorita Karnawati menghimbau warga agar tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan. Juga dihimbau untuk tetap menjauh dari pantai perairan Selat Sunda hingga ada perkembangan informasi dari BMKG dan Badan Geologi.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Dosen IPB Jadi Korban Tewas Tsunami Selat Sunda"
Post a Comment