Liputan6.com, Jakarta - Meski status darurat bencana telah dicabut, perhatian pada korban gempa dan tsunami Palu terus mengalir. Salah satunya datang dari para chef yang berkolaborasi medemokan keahlian mereka mengolah bahan makanan.
Yang mendapat giliran pertama adalah William Wongso, ahli kuliner Indonesia yang membuat cumi hitam dengan shirataki rice. Masakan khas Purwokerto itu sengaja dipadukan dengan nasi shirataki yang memiliki kandungan karbohidrat nol dan kaya serat.
"Saya sengaja membeli ekstrak tinta cumi karena cumi di kita biasanya sudah dibuang tintanya," kata William di Hause Rooftop, Jakarta Selatan, Senin (29/10/2018).
Sebelumnya, Mazaraart dari Yogyakarta menampilkan pembuatan keju burrata dan mozarella yang sepintas teksturnya sama. Potongan keju segar yang tak melewati proses fermentasi selanjutnya dibagikan kepada para tamu. Rasanya semakin sedap saat disajikan bersama sambal matah.
Pada siang harinya, giliran Ernest Christoga (pendiri Kreative Project) dan Ron Prasanto (pendiri Kopi Pak Wawan Roastery) menampilkan kebolehan membuat dessert dari kopi secara molekuler. Aksinya dilanjutkan oleh Chef Santhi Serad dan Chef Astrid Enricka Dhita yang menyajikan beragam menu urap Nusantara.
"Kami menampilkan lima macam urap, anyang dari Melayu, gudangan atau urap Jawa, lawar Bali, lambai Aceh, dan kohu-kohu Ambon. Semuanya menggunakan parutan kelapa," tuturnya.
Penampilan para chef belum berhenti pada sore hari. Giliran Aga Muhammad yang menunjukkan cara menyeduh kopi yang tepat di rumah, dilanjutkan dengan Chef Budi Lee yang membuat udang bakwan jagung yang cocok sebagai camilan.
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Cumi Hitam hingga Tuna Rasa Dunia demi Galang Donasi Korban Tsunami Palu"
Post a Comment